Breaking

Wednesday, April 21, 2010

Debu Vulkanik Merebak, Ikan Salmon Tak Datang

Kekacauan penerbangan akibat erupsi vulkanik Islandia di Eropa tidak hanya merugikan penumpang dan maskapai penerbangan. Industri makanan tradisional Jepang, sushi, juga terpengaruh di negeri asalnya karena pasokan ikan salmon yang diimpor dari Norwegia merosot tajam.

Jepang menggantungkan persediaan ikan salmon Atlantik pada negara Skandinavia tersebut. Sebagian besar pasokan salmon dari Norwegia dikirim menggunakan kargo udara. Namun, pengiriman pasokan itu turun sejak larangan terbang dari Eropa diberlakukan akibat awan debu vulkanik yang menutupi wilayah udara Eropa. Para pedagang makanan laut Jepang pun harus mencari salmon hingga ke Selandia Baru.

"Benar-benar tidak ada ikan salmon datang. Saya berdoa kekacauan penerbangan itu segera berakhir," kata seorang pedagang ikan di pasar ikan Tsukiji di Tokyo, seperti dikutip dari laman Sydney Morning Herald, Rabu 21 April 2010. Pasar ikan Tsukiji merupakan pasar ikan terbesar di dunia. Hanya ada tiga potongan ikan salmon berukuran kecil "terpajang" di toko sempitnya.

Pada hari biasa, pedagang itu mampu menjual sekitar 20 kilogram ikan per hari. Dia menantikan pasokan ikan dari Selandia Baru yang akan tiba pada Jumat mendatang. Selandia Baru sebelumnya merupakan pemasok ikan di belakang Kanada dan Inggris.

Perusahaan importir ikan, Saihoku Fisheries Corp, mengaku merugi 30 juta yen (US$324 ribu) atau hampir sekitar sepertiga dari penerimaan bulanan dalam beberapa hari terakhir. Per tahunnya, perusahaan membeli 2 ribu ton salmon dari Norwegia.

Perusahaan perikanan terbesar di dunia, Marine Harvest, di Norwegia mengurangi volume persediaan salmon sejak Senin lalu karena ekspor ke Asia dan Amerika Utara anjlok sejak gangguan penerbangan Eropa.

Sementara itu, perusahaan perikanan di Selandia Baru, King Salmon Company, mengatakan bahwa pembeli dari Dubai, Bangkok, Singapura, Osaka dan Tokyo menaikkan pesanan mereka.

Sumber : Vivanews.com

No comments:

Post a Comment

Adbox