Breaking

Wednesday, June 14, 2017

Penjelasan Ilmiah - Deskripsi, Klasifikasi dan Morfologi Kerang Darah (Blood Cockle)


Indonesia surganya makanan laut, salah satu spesies yang sering dikonsumsi orang Indonesia adalah kerang. Banyak jenis kerang yang bisa dikonsumsi, tapi yang sangat populer di Indonesia adalah kerang dara. Kerang jenis bisa kita temui di setiap pasar ikan dan tergolong murah.

Berikut penjelasan ilmiah kerang dara atau blood cockle kata orang bule. hehe.. 

Menurut Linneaus (1758) in Broom (1985) kerang darah (A. granosa) diklasifikasikan sebagai berikut : 
Filum : Moluska 
Kelas : Pelecypoda 
Subkelas : Filibranchiata 
Ordo : Eutoxodontida 
Superfamili : Arcacea 
Famili : Arcidae 
Subfamili : Anadarinae 
Genus : Anadara 
Spesies : A. granosa Linneaus (1758) 
Nama Lokal : Kerang darah, bukur 
Nama Umum : Blood cockle

Kelas bivalvia atau pelecypoda memiliki karakteristik yang khas yaitu memiliki tubuh pipih lateral dan seluruh tubuhnya tertutup dua keping cangkang. Kedua cangkang tersebut tergabung dibagian dorsal oleh hinge ligament yang merupakan pita elastis yang terdiri dari bahan organik seperti zat tanduk (chonchiolin) (Barnes 1987). Kedua keping cangkang tersebut ditautkan oleh otot adduktor (adduktor posterior dan adduktor anterior) yang dapat terbuka dengan adanya ligamen dan tertutup karena adanya kontraksi dari otot adduktor. Antara otot adduktor dan hinge ligament ini bekerja secara otomatis (Franklin 1972). 

Bagian lunak dari tubuh bivalvia tertutup oleh dua belahan yang disebut mantel yang terletak antara tubuh dan cangkang. Cangkang tumbuh dari bagian hinge atau umbo yang merupakan bagian tertua dari cangkang. Cangkang moluska terbentuk dari deposit mineral kalsium karbonat dan berfungsi untuk melindungi diri dari perubahan lingkungan dan serangan predator. Cangkang kerang terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan periostrakum yang merupakan lapisan terluar dan melindungi dua lapisan kapur yang terdapat dibawahnya yaitu lapisan prismatik dan lapisan nacre. Pada cangkang terdapat garis lingkar yang menunjukkan adanya pertumbuhan cangkang, umur kerang dan kondisi kerang. Garis lingkar ini dihasilkan pada saat cangkang menutup dan pernafasan anaerob pada moluska akan menghasilkan asam organik yang menyebabkan terjadinya penyerapan CaCO3 dan akan membentuk material kerangka organik yang memberikan bentuk pada garis cangkang (Barnes 1987). 

Famili Arcidae memiliki bentuk cangkang segitiga, persegi panjang atau oval, memiliki rib-rib (penebalan seperti sirip pendek pada permukaan cangkang) arah radial yaitu arah dari pusat umbo sampai ke bagian tepi cangkang. Warga Anadarinae mempunyai organ siphon yang tidak berkembang dengan sempurna, aliran air masuk (inhalent) dan keluar (exhalent) terjadi melalui organ yang berada di bagian butiran (posterior margin) dari cangkangnya. Dengan tipe habitat seperti disebut diatas maka lumpur dengan mudah diserap, sehingga diserapnya lumpur maka kerang darah memperoleh pakan yang terkandung dalam lumpur dapat berbentuk detritus Telelepta (1990). 

Menurut Dance (1977), A. granosa memiliki ciri tubuh tebal dan menggembung, memiliki alur kurang lebih 18-20 buah dengan rusuk yang tegas, kedua cangkang equilateral dengan umbo terletak ditengah antara posterior dan anterior. Cangkang A. granosa dapat mencapai ukuran panjang 9 cm, namun biasanya hanya 4-6 cm. Struktur anatomi kerang darah (A.granosa) dapat dilihat pada Gambar .
-


Distribusi dan Habitat A. granosa 
Pathansali (1966) menyatakan distribusi kerang darah meliputi Laut Merah, Laut Cina Selatan, Vietnam, China, Hong Kong, Thailand, Filippina, Jepang dan Indonesia yang tersebar di kawasan pesisir pantai didaerah pasang surut. Menurut Broom (1985), kerang darah umumnya ditemukan pada lahan pantai yang berada didaerah rataan pasang dan rataan surut. Pathansali (1966) menyatakan bahwa habitat yang ideal bagi A. granosa adalah daerah pasang surut yang terlindung dari ombak dengan 90% substratnya terdiri dari lumpur halus (diameter < 0,124 mm). 

A. granosa juga ditemukan pada substrat lumpur berpasir namun jumlah dan ukurannya tidak sebaik seperti yang hidup pada substrat berlumpur halus. Hasil penelitian Broom pada tahun 1982 yang dilakukan di Sungai Selangor dan Sungai Buloh di Malaysia menyatakan bahwa A. granosa yang ditemukan di tempat tersebut mendominasi daerah dengan kandungan air substrat 55-65% dan proporsi diameter partikel yang berukuran <53 1985="" 80-90="" di="" font="" kedua="" lokasi="" m="" room="" sebesar="" tersebut="">

Reproduksi A. granosa 
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau kelompoknya. Pola reproduksi pada berbeda-beda untuk setiap biota, tergantung pada kondisi lingkungan. Ada biota yang memijah setiap musim atau hanya pada kondisi tertentu setiap tahun (Fujaya 2004). Menurut Broom (1985), kerang darah termasuk dalam tipe biota yang memijah beberapa kali sepanjang tahun. Kerang darah (A. granosa) merupakan kerang yang memiliki alat kelamin terpisah (dioecious). Menurut Quaely (1943) in Broom (1985), gonad kerang darah terletak diantara kelenjar pencernaan dan usus. Menurut Franklin (1972), pembedaan jenis kelamin antara kerang darah jantan dan betina cukup sulit dilakukan tanpa pembedahan. Menurut Afiati (2007), gonad kerang darah dapat dibedakan melalui warnanya. Kerang darah betina memiliki warna oranye kemerahan sedangkan gonad kerang darah jantan berwarna putih susu. 

Pathansali (1966) in Broom (1985) menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian mengenai aspek reproduksi A.granosa yang dilakukan di Malaysia diketahui bahwa kerang darah mencapai kematangan seksual pada ukuran panjang antara 18-20 mm atau pada saat umurnya 6 bulan. Berdasarkan hasil penelitian Broom pada tahun 1983 di Pantai Barat Malaysia pada September 1977 dan November 1978 diperoleh hasil bahwa gonad A.granosa tidak akan mulai berkembang sebelum mencapai ukuran 17,5 mm dan pemijahan pertama terjadi pada ukuran panjang 24-25 mm (Broom 1983 in Prawuri 2005).

Sumber
Broom, M.J.1985. The biology and culture of marine bivalve molluscs of genus Anadara. ICLARM Studies and Reviews, International Center for Living Aquatic Resources Management. Manila.44p.

Afiati, N. 2007. Hermaphroditsm in Anadara granosa (L.) and Anadara antiquate (L.) (Bivalvia : Arcidae) from Central Java. Journal of coastal development. 10(3) : 171-179.

Pathansali, D. 1966. Blood cockle. Notes on the biology of the cockle, Anadara granosa L. Proc. Indo-Pacific Fish. Counc. 11:84-98 [terhubung berkala]  http://en.wikipedia.org/wiki/Blood_cockle [25 November 2009].

Prawuri, D.V. 2005. Studi morfometrik kerang darah Anadara spp. di Perairan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fujaya Y. 2004. Fisiologi ikan dasar pengembangan teknik perikanan. Rineka Cipta. Jakarta. 179 p.

Franklin, A. 1972. The cockle and its fisheries laboratory leaflet (new series) no.26. Ministry of agriculture fisheries and food. London.

Barnes, R.D. 1987. Invertebrate zoology. 5 th Edition. Saunders Collage. Philadelphia. 893p


1 comment:

  1. Kunjungi blog saya juga Melekperikanan.blogspot.com berisi materi literatur tentang perikanan ayo dicek

    ReplyDelete

Adbox