Makanan adalah
segala sesuatu yang dapat dimakan dan diserap oleh ikan sehingga dapat
digunakan untuk menjalankan metabolisme tubuhnya. Kebiasaan makanan (food
habit) ikan penting untuk diketahui, karena pengetahuan ini memberikan
petunjuk tentang pakan dan selera organisme terhadap makanan. Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang
dimakan oleh ikan. Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang sangat
erat dengan keberadaan makanannya.
Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan
dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi, serta kondisi ikan yang ada di
suatu perairan. Beberapa faktor makanan yang berhubungan dengan populasi
tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, akses terhadap makanan,
dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Adanya
makanan di perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti di atas ditentukan
pula oleh kondisi lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.
Jenis‐jenis makanan yang dimakan suatu spesies
ikan biasanya tergantung pada kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, ukuran
dan umur ikan, musim serta habitat hidupnya. Tidak semua jenis makanan yang ada
di lingkungan perairan disukai oleh ikan. Beberapa faktor yang menentukan
dimakan atau tidaknya suatu jenis makanan oleh ikan adalah ukuran, warna,
tekstur, dan selera ikan terhadap makanan. Ikan mengawali hidupnya dengan
memanfaatkan makanan yang sesuai dengan ukuran mulutnya. Setelah ikan bertambah
besar, makanannya akan berubah baik kuantitas maupun kualitasnya.
Menurut jenis
makanannya, ikan dikelompokkan menjadi ikan pemakan detritus, ikan herbivora,
ikan karnivora, dan ikan omnivora. Berdasarkan variasi jenis makanannya, ikan
dapat dikelompokkan atas:
(1) euryphagic, yaitu ikan pemakan bermacam‐macam
makanan;
(2) stenophagic, yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya
sedikit atau sempit; dan
(3) monophagic, yaitu ikan yang makanannya
terdiri dari satu macam makanan saja.
Ikan yang termasuk
kelompok euryphagic, cenderung kurang selektif dalam mengkonsumsi makanannya
sehingga jenis makanannya bervariasi. Pada ikan yang tergolong kelompok stenophagic,
cenderung lebih selektif dalam mengkonsumsi makanannya sehingga jenis
makanannya akan terbatas. Untuk menentukan jenis organisme makanan yang dimanfaatkan
oleh ikan digunakan indeks bagian terbesar (Index of Preponderance) yang
merupakan gabungan dari metode frekuensi kejadian dan metode volumetrik.
Terdapat empat hubungan antara ikan dengan makanannya, yaitu:
(1) makanan utama,
yaitu makanan yang paling banyak ditemukan dalam saluran pencernaan;
(2) makanan
pelengkap, yaitu makanan yang sering ditemukan dalam saluran pencernaan dengan
jumlah yang sedikit;
(3) makanan tambahan, yaitu makanan yang jarang ditemukan
dalam saluran pencernaan dan jumlahnya sangat sedikit; dan
(4) makanan
pengganti, yaitu makanan yang hanya dikonsumsi apabila makanan utama tidak
tersedia.
Jenis makanan
yang akan dimakan oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan di alam, dan
juga adaptasi fisiologis ikan (Tabel) tersebut misalnya panjang usus, sifat
dan kondisi fisiologis pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk
tubuh dan tingkah lakunya. Ikan herbivora secara sederhana
hanya memiliki kemampuan untuk mencerna material tumbuhan, oleh karena itu ikan
herbivora memiliki usus yang lebih panjang karena material tumbuhan memerlukan
waktu yang lama untuk dicerna. Sedangkan dengan ikan karnivora memiliki usus
yang lebih pendek dan hanya memakan daging. Ikan omnivora memiliki kondisi
fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan karnivora dan ikan herbivora.
Tabel Struktur
anatomis saluran pencernaan ikan berdasarkan jenis makanannya pada ikan
No comments:
Post a Comment