Wednesday, April 14, 2010

Biofuel Menciptakan Kejahatan Kemanusiaan



INILAH.COM, Berlin - Produksi besar-besaran bahan bakar nabati atau biofuel dituding sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan karena berdampak pada persediaan makanan global.

"Pembuatan bahan bakar nabati saat ini adalah kejahatan atas kemanusiaan," kata pelapor khusus PBB untuk hak atas makanan Jean Ziegler kepada radio Bayerischer Runfunk, Senin (14/4).
Dia beralasan pengalihan lahan yang dapat ditanami untuk bahan makanan, menjadi lahan tanaman bahan bakar nabati telah mengurangi jumlah lahan untuk menanam bahan pangan.
Ziegler menyeru Dana Moneter Internasional (IMF) mengubah kebijakannya dalam subsidi pertanian dan berhenti hanya mendukung program bertujuan mengurangi utang.
Pertanian juga harus disubsidi di wilayahnya memastikan kelangsungan hidup penduduk setempat, katanya. Dia bahkan menuduh Uni Eropa melakukan "dumping" (menjual produknya di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri) atas hasil tani di Afrika.
"Uni Eropa mendanai ekspor hasil taninya, yang berlebih, ke Afrika, tempat mereka menawarkan harga setengah atau sepertiga dari harga produksi mereka. Hal itu sepenuhnya menghancurkan pertanian Afrika," cetus Ziegler.
"Sebagai tambahan, spekulasi pasar internasional terhadap mata dagangan pangan harus dihentikan," kata Ziegler.
Dalam wawancara dengan harian tengah-kiri Prancis, "Liberation", dia memperingatkan bahwa dunia menuju "masa kerusuhan, yang sangat panjang", dan sejumlah sengketa lain, yang dipicu kekurangan bahan pangan dan kenaikan harga.
Dalam beberapa bulan terahir, kenaikan harga bahan pangan telah memicu unjukrasa diwarnai kekerasan di sejumlah negara, seperti, Kamerun, Mesir, Etiopia, Haiti, Indonesia, Pantai Gading, Madagaskar, Mauritania, dan Pilipina.
Di Pakistan dan Thailand, tentara ditempatkan untuk mencegah penjarahan makanan dari ladang dan gudang, ketika harga bahan pangan membubung tinggi memicu pemogokan di Burkina Faso.

No comments:

Post a Comment

Adbox