Organisasi lingkungan World Wildlife Fund (WWF) berkomitmen menfasilitasi pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab di Indonesia. Hal itu untuk mendorong keberlanjutan sumber daya perikanan.
Komitmen itu tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama antara WWF dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Jakarta, Senin (23/8/2010).
Direktur Eksekutif WWF-Indonesia, Efransjah mengemukakan, pihaknya akan fokus pada pemberdayaan masyarakat guna penangkapan ikan yang bertanggung jawab. Di antaranya, pengaturan mata kail agar tidak menangkap hasil sampingan (by catch) yang merusak keberlangsungan ekosistem.
Setiap tahun, ribuan penyu tertangkap tidak sengaja sebagai tangkapan non-target atau tangkapan sampingan pada rawai tuna (tuna long line) dan pukat udang. Sejumlah ikan kerapu dan lobster yang populasinya mulai terancam hingga kini terus ditangkap di laut.
“Tanpa ada penanganan terhadap kelestarian populasi, maka sumber daya ikan bisa terancam punah,” ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya akan berupaya memangkas mata rantai perdagangan ikan yang didominasi tengkulak. Mata rantai yang panjang selama ini telah menekan kesejahteraan nelayan. Upaya itu antara lain mendorong industri pengolahan agar mendekati sentra produksi, sehingga tidak membuka lahan baru bagi tengkulak, serta menekan ongkos transportasi.
No comments:
Post a Comment