JAKARTA. Demi mutu, tim inspeksi Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat kembali menginspeksi sentra perikanan dan udang di Indonesia. Tujuan inspeksi AS tersebut adalah untuk meyakinkan pihak AS akan kualitas mutu, kesehatan dan juga faktor keamanan pangan dari ikan yang akan dikonsumsi penduduk AS tersebut. Maklum, AS merupakan salah satu negara yang rewel dengan standar keamanan pangan.
Nasori Jazuli, Direktur Akreditasi dan Sertifikasi Kementerian Keluatan dan Perikanan menjelaskan, inspeksi tersebut akan dilakukan pada bulan Oktober ini. Mereka akan melakukan inspeksi di 15 tempat unit pengolahan ikan (UPI) yang ada di Indonesia di wilayah Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Makasar.
“Inspeksi ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja tetapi juga ke negara lainnya yang mengekspor perikanan ke AS,” jelas Nasori , kepada KONTAN, Jumat (8/10).
Nasori menjelaskan, tahun 2008 lalu tim yang sama juga pernah melakukan inspeksi ke Indonesia dengan fokus penelitian di sektor hulu atau di lokasi tambak. Saat itu, FDA memberikan catatan dan rekomendasi pada faktor sanitasi dan juga faktor higienis. Menurut Nazolu, rekomendasi tersebut menjadi catatan dan juga pedoman dari KKP untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kepada industri perikanan.
“Kali ini mereka fokus di sektor hilir (pengolahan),” jelas Nasori.
Nasori akan mendampingi tiga tim yang dibentuk oleh FDA tersebut. Sementara itu KKP sebagai otoritas kompeten akan melakukan pendampingan untuk mengikuti proses inspeksi dan merekam seluruh temuan; serta apabila terdapat ketidaksesuaian maka dapat dilakukan tindak koreksi. Pembinaan mutu sudah mengikuti standar kualitas pada titik kritis proses pengolahan produk yang dikenal dengan Hazard Analysis on Critical Control Prints (HACCP), yang dimulai oleh Amerika Serikat.
KKP mengaku sudah menerapkan juga model Traceability (penelusuran) kualitas produk sejak awal produksi hingga masuk pengolahan dan pemasaran. Metode ini dikembangkan pertama di Eropa. “Perikanan ini Indonesia banyak mengalami kemajuan, dan tercapai atas kerjasama KKP, dengan Kementerian Perdagangan dan juga Kementerian Kesehatan,” terang Nazoli.
Sebagai catatan, kinerja ekspor ke AS tahun 2009 yang lalu mencapai 155,8 ribu ton dengan nilai US$ 944, 4 juta.
Nasori Jazuli, Direktur Akreditasi dan Sertifikasi Kementerian Keluatan dan Perikanan menjelaskan, inspeksi tersebut akan dilakukan pada bulan Oktober ini. Mereka akan melakukan inspeksi di 15 tempat unit pengolahan ikan (UPI) yang ada di Indonesia di wilayah Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Makasar.
“Inspeksi ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja tetapi juga ke negara lainnya yang mengekspor perikanan ke AS,” jelas Nasori , kepada KONTAN, Jumat (8/10).
Nasori menjelaskan, tahun 2008 lalu tim yang sama juga pernah melakukan inspeksi ke Indonesia dengan fokus penelitian di sektor hulu atau di lokasi tambak. Saat itu, FDA memberikan catatan dan rekomendasi pada faktor sanitasi dan juga faktor higienis. Menurut Nazolu, rekomendasi tersebut menjadi catatan dan juga pedoman dari KKP untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kepada industri perikanan.
“Kali ini mereka fokus di sektor hilir (pengolahan),” jelas Nasori.
Nasori akan mendampingi tiga tim yang dibentuk oleh FDA tersebut. Sementara itu KKP sebagai otoritas kompeten akan melakukan pendampingan untuk mengikuti proses inspeksi dan merekam seluruh temuan; serta apabila terdapat ketidaksesuaian maka dapat dilakukan tindak koreksi. Pembinaan mutu sudah mengikuti standar kualitas pada titik kritis proses pengolahan produk yang dikenal dengan Hazard Analysis on Critical Control Prints (HACCP), yang dimulai oleh Amerika Serikat.
KKP mengaku sudah menerapkan juga model Traceability (penelusuran) kualitas produk sejak awal produksi hingga masuk pengolahan dan pemasaran. Metode ini dikembangkan pertama di Eropa. “Perikanan ini Indonesia banyak mengalami kemajuan, dan tercapai atas kerjasama KKP, dengan Kementerian Perdagangan dan juga Kementerian Kesehatan,” terang Nazoli.
Sebagai catatan, kinerja ekspor ke AS tahun 2009 yang lalu mencapai 155,8 ribu ton dengan nilai US$ 944, 4 juta.
No comments:
Post a Comment