Sebanyak 73 juta ikan hiu dibunuh tiap tahunnya, untuk diambil siripnya dan disajikan sebagai masakan Asia dengan nama sirip ikan hiu. Sup ini dianggap sebagai simbol status, dan dulu hanya orang kelas atas yang mampu mengonsumsinya. Karena membaiknya perekonomian, dewasa ini makanan ini biasa disajikan di pesta dan pernikahan untuk menunjukkan rasa hormat kepada para tamu serta menunjukkan kekayaan dan kedermawanan.
Popularitas sup mahal ini juga menyebar di seluruh dunia. Akibatnya banyak spesies ikan hiu sekarang menghadapi risiko kepunahan.Ada kesalahan pemikiran bahwa lautan dipenuhi ikan hiu. Tetapi banyak spesies hiu ditangkap dengan cara dan jumlah yang tidak benar.
Ikan hiu telah merajai lautan selama lebih dari 400 juta tahun dan penangkapan jumlah sebesar itu dari ekosistem bisa mempunyai efek merusak permanen terhadap semua spesies di laut, termasuk makanan laut yang popular seperti kerang. Pertumbuhan ikan hiu yang lambat dengan tingkat produktivitas yang rendah, serta kedewasaan yang lambat sebelumnya tidak pernah menjadi faktor penghambat kemampuan bertahan mereka, Hanya saat ini saja hal itu menjadi suatu masalah.
Meskipun pengganti sirip sudah tersedia di pasaran dengan tekstur yang mirip dengan sup ikan hiu, simbol status yang dihubungkan dengan mengonsumsi sirip yang sesungguhnya terus mendorong perdagangan multi miliar dolar sirip ikan hiu internasional. Karena harga sirip yang tinggi tidak sebanding dengan rendahnya harga daging hiu, nelayan sering memotong sirip hidup-hidup dan membuang sisa badannya di laut, dibiarkan berdarah tenggelam hingga mati dengan proses yang sangat kejam serta sia-sia yang dinamakan “finning.”
Orang Tionghoa telah mengonsumsi makanan ini selama berabad-abad, dan banyak yang mengira makanan ini penuh nutrisi. Kenyataannya berbalikan.
Ilmuwan dari Food dan Agriculture Organization PBB meneliti sampel sirip ikan dan menemukan ternyata sirip ikan hiu terdiri dari air, abu dan protein (protein yang tidak mengandung amino acid penting, sehingga membuatnya sulit diserap tubuh manusia).
Ikan hiu juga mengandung merkuri dalam jumlah lebih tinggi dibanding ikan-ikan lainnya. Merkuri bisa beracun bagi manusia, menyebabkan masalah kesehatan termasuk masalah saraf, gangguan penglihatan dan pendengaran, kemandulan, dan hilangnya koordinasi. Untungnya, masalah berkaitan dengan sup sirip ikan hiu sudah mendapatkan lebih banyak perhatian di Asia dan luar negeri. Baru-baru ini Citibank Hong Kong membatalkan promosi sup sirip ikan hiu, dan negara Bagian Hawaii melarang semua produk sirip ikan hiu.
Untuk melindungi kesehatan manusia dan ekosistem laut, konsumen harus berjanji untuk tidak mengonsumsi sirip ikan hiu, dan pemilik restoran harus berjanji untuk tidak menyajikannya. (Serda Ozbenian/The Epoch Times/rob) Serda Ozbenian adalah seorang peneliti dari Wildlife Research Associate of Animal Welfare Institute.
No comments:
Post a Comment