Pic: OutsideOnlie.com |
Bahan baku ikan segar diproses
dengan beberapa tahap dari proses pengalengan, yaitu :
1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan dibersihkan
dan diperiksa secara teliti sebelum digunakan untuk pengalengan. Cara tersebut
untuk menghindari terjadinya pembusukan.
2. Pengisian (Filling)
Pengisian wadah dengan bahan yang
telah disiapkan hendaknya dilakukan secara teratur dan seragam. Produk diisikan
sampai permukaan yang diinginkan dalam wadah dengan memperhatikan adanya head
space, kemudian medium pengalengan diisi menyusul. Head space adalah
ruang kosong antara permukaan produk dengan tutup.
3. Penghampaan (Exhausting)
Sebagian besar oksigen dan gas
lain harus dihilangkan dari bahan di dalam wadah sebelum operasi penutupan.
Tujuan penghampaan adalah memberikan ruangan bagi perkembangan produk selama
sterilisasi sehingga kerusakan wadah akibat tekanan produk dari dalam dapat
dihindarkan.
4. Penutupan Wadah
Suatu penutupan yang baik
diperlukan untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kebocoran dari satu
kaleng/wadah yang dapat menimbulkan pengkaratan pada kaleng lainnya.Sebelum
wadah ditutup diperiksa dahulu apakah head space tersebut. Setelah
ditutup sempurna, kaleng/wadah perlu dibersihkan jika ada sisa-sisa bahan yang
menempel pada dinding kaleng / wadah.
5. Sterilisasi (Processing)
Tujuan
sterilisasi adalah untuk menghancurkan mikroba pembusuk dan membuat produk
menjadi cukup masak, yaitu dilihat dari penampilan, tekstur, dan cita rasanya
sesuai dengan yang diinginkan, sehingga dilakukan pemanasan pada suhu 1210C
dengan waktu tergantung pada cepat lambatnya proses perambatan panas dan daya
tahan mikroba yang mengkontaminasi makanan.
6. Pendinginan
Pendinginan harus cepat dilakukan
untuk memperoleh keseragaman (waktu dan suhu) dan mempertahankan mutu produk
akhir. Apabila pendinginan terlalu lambat dilakukan maka produk cenderung
terlalu masak sehingga akan merusak tekstur dan cita rasanya.
7. Pemberian Label dan Penyimpanan
Pemberian
label pada kaleng bertujuan untuk mengetahui bahan yang digunakan dan untuk
mengetahui waktu produksinya sehingga dapat menentukan masa kadaluwarsanya.
Kemudian dikemas dalam karton atau kotak kayu dalam jumlah tertentu. Selain
itu, dilakukan penyimpanan sementara, misalnya karena besarnya jumlah produksi
sehingga diperlukan ruang penyimpanan yang baik (Adawyah, 2008).
No comments:
Post a Comment