http://www.electricscotland.com |
MADU
Siapa yang tidak mengenal madu. Semua orang suka madu, suka manis apalagi mempunyai banyak manfaat. Lantas apa itu madu? Kandungan gizi apa saja yang ada di dalamnya? Madu
adalah substansi yang dibuat lebah madu ketika nektar dan cadangan gula dari
bunga dikumpulkan, dimodifikasi, dan disimpan dalam sarang lebah. (Anonim,
2003). Madu mempunyai kisaran warna mulai dari kuning terang sampai coklat
gelap. Warna madu dipengaruhi oleh sumber bunga madu itu berasal. Madu yang
dihasilkan dari beragam nektar bunga cenderung memiliki warna coklat gelap.
Warna ini tergantung dari jumlah mineral dan sejumlah komponen minor lainnya.
Warna madu dapat menjadi indikator banyak tidaknya kandungan antioksidan
danlama penyimpanan. Semakin banyak kandungan antioksidan dan semakin lama
penyimpanannya, semakin gelap warna madu tersebut (Anonimc, 2003). Sebagai
produk alami, komposisi madu sangat bervariasi dan secara umum seperti tertera
pada Tabel 1.
Tabel 1
Rasio Fruktosa dan Glukosa, pH,Total Keasaman dan Komposisi Madu
Tabel
di atas menunjukkan komponen terbesar pada madu adalah fruktosa yang termasuk
ke dalam golongan karbohidrat. Selain itu, masih ada komponenkomponen lainnya
yang dapat dimanfaatkan seperti enzim, protein, vitamin dan mineral serta
senyawa-senyawa fenolik. Jenis-jenis komponen tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut :
1. Karbohidrat
Jenis
Karbohidrat yang terkandung dalam madu adalah monosakarida, disakaraida dan
oligosakarida. Adanya karbohidrat pada madu menyebabkan madu memiliki kemampuan
untuk mengikat air, memperpanjang umur simpan bahan pangan lain dan
mempengaruhi warna madu serta meningkatkan flavor (Resurreccion, 2003).
Jenis
karbohidrat yang paling dominan adalah glukosa dan fruktosa. Glukosadan
fruktosa merupakan gula pereduksi. Jenis gula ini berperan dalam terjadinya
reaksi Maillard apabila ditambahkan pada bahan pangan yang berprotein seperti
daging. Menurut Dawson dan Matthew (1998), penambahan madu ke dalam produk
daging dapat mereduksi laju oksidasi karena adanya senyawa melanoidin hasil
reaksi Maillard antara gula pereduksi pada madu dengan gugus amina pada protein
daging.
Reaksi
Maillard merupakan salah satu dari reaksi pencoklatan non-enzimatis. Reaksi ini
menghasilkan pigmen berwarna coklat yang disebut melanoidin (Winarno, 2002).
Menurut Bailey (1987) dikutip Cahyono (2003), melanoidin merupakan senyawa
antioksidan yang berfungsi sebagai pengkelat logam. Hyroxypiridone dan pyranone
yang terdapat dalam polimer melanoidin dapat menghambat proses katalitik dari
logam besi terhadap reaksi oksidasi. Selain menghasilkan pigmen berwarna
coklat, reaksi ini juga menghasilkan flavor yang khas.
Jenis
karbohidrat lainnya yang juga bermanfaat bagi manusia adalah jenis
oligosakarida. Madu mengandung tiga jenis oligosakarida yaitu
Frukto-oligosakarida (FOS), Galakto-oligosakarida (GOS) dan inulin. Ketiga
jenis oligosakarida ini dapat dijadikan sebagai senyawa prebiotik. Penambahan
madu pada produk fermentasi seperti yogurt bisa meningkatkan pertumbuhan,
aktivitas dan viabilitas dari bakteri Bifidobacteria yang termasuk ke dalam
bakteri probiotik (Ustunol, 2004).
2.
Asam Organik
Asam
organik yang terdapat pada madu adalah asam asetat, asam butirat, asam sitrat,
asam format, asam glukonat, asam laktat, asam malat, asam pyroglutamat, asam
tartarat dan asam suksinat (Saptorini, 2003) . Senyawa asamorganik pada madu
berbentuk aliphatik dan aromatik. Asam aromatik inimempengaruhi flavor dari
madu. Baik senyawa bebas maupun terikat, senyawa aromatik ini dapat menentukan
asal madu dibuat.
Asam
organik dan asam amino pada madu mempengaruhi keasaman Ph madu. Madu memiliki
nilai pH berkisar antara 3,4 – 6,1 dengan rata-rata pH yaitu 3,9 (Anonima,
2003). Asam-asam organik ini juga dapat berfungsi sebagai antibakteri. Menurut
Kamarudin (1997), salah satu faktor penghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
madu adalah karena adanya sejumlah asam organik yang bersifat antibakteri.
3.
Senyawa Fenolik
Menurut
Cardetti (2002), senyawa fenolik yang terdapat pada madu yaitu quercetin,
pinocembrin, kaempherol, chrysin dan galangin. Senyawa fenolik ini bersama
dengan enzim, vitamin dan asam-asam organik pada madu merupakanvsenyawa
antioksidan yang dapat menghambat laju oksidasi pada produk berlemak seperti
daging. Penghambatan aktivitas oksidasi lemak oleh madu ini hampir sama dengan
penambahan BHT 200 mg/kg pada konsentrasi madu 20% b/b (Cahyono, 2003).
No comments:
Post a Comment