Biomaterial adalah material
yang berinteraksi secara langsung dengan jaringan dan cairan biologis tubuh
makhluk hidup untuk mengobati, memperbaiki, atau mengganti bagian anatomi tubuh
makhluk hidup atau sering disebut sebagai implan.
Definisi biomaterial
secara umum adalah suatu material
tak-hidup
yang
digunakan sebagai perangkat medis dan mampu berinteraksi dengan sistem
biologis. Adanya interaksi ini mengharuskan setiap biomaterial memiliki sifat
biokompatibilitas, yaitu kemampuan suatu material untuk bekerja selaras dengan
tubuh tanpa menimbulkan efek lain yang berbahaya.
Meningkatnya kasus kerusakan tulang meningkat
pula kebutuhan biomaterial dalam bidang medis. Kerusakan tulang dipicu berbagai
faktor seperti kecelakaan, faktor usia, tumor, dan lain-lain.
Rekonstruksi tulang merupakan tindakan untuk memperbaiki
kerusakan tulang dengan menggunakan bahan pengganti tulang. Bahan pengganti
atau graft disebut dengan grafting merupakan suatu bagian jaringan yang diambil
dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat lain.
Material graft yang berasal dari suatu
spesies kemudian ditransplantasikan ke spesies lain disebut dengan xenograft.
Dewasa ini telah berkembang biomaterial pengganti tulang yang memanfaatkan
limbah organik.
Mahasiswa Departemen Fisika, Fakultas
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB)
Dina Yauma Asra beserta tim yang tergabung dalam Program Kreatifitas
Mahasiswa–Penelitian (PKM-P) yaitu Reny Meliafatmah, Mulya Sari, dan Sofiatun
Hasanah melakukan penelitian untuk mendapatkan substitusi biomaterial tulang
untuk bahan baku graft yang berasal dari limbah ikan nila.
Produksi pengolahan ikan umumnya menghasilkan
10-15 persen limbah tulang ikan dengan kandungan mineral 60-70 persen bentuk
garam anorganik terutama kalsium fosfat. Tulang ikan nila berpotensi menjadi
biomaterial substitusi tulang karena mengandung sejumlah kalsium yang berguna
dalam pembuatan biomaterial implan tulang.
“Saya pakai tulang ikan nila karena ternyata
komposisi kalsiumnya itu banyak dan fosfatnya juga banyak,” ujarnya seperti
dikutip dari keterangan pers diterima Republika.co.id, Senin (12/6).
Dalam pelaksanaannya, tim peneliti berupaya
memanfaatkan limbah tulang ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai sumber
kalsium dalam sintesis karbonat apatit dengan metode presipitasi menggunakan
iradiasi microwave. Dengan microwave ini pemanasannya lebih cepat, reaksinya
cepat dan juga bentuk morfologinya lebih homogen, ukurannya bisa sampai nano,
dan sebagainya.
Metode penelitian yang dilakukan tim ini meliputi tiga
tahapan, meliputi kalsinasi cangkang telur untuk mendapatkan kalsium dan
posfat; sintesis karbonat apatit metode presipitasi dengan menggunakan microwave irradiation; dan karakterisasi bahan.
Luaran dari penelitian ini adalah karbonat
apatit yang dihasilkan dari tulang ikan nila yang berguna dalam pengembangan
biomaterial. “Harapan ke depannya, Indonesia tidak lagi banyak impor
biomaterial, karena kita sendiri punya sumber daya kalsium yang melimpah,”
ujarnya.
Sumber: Republika
Sumber: Republika
No comments:
Post a Comment