Breaking

Sunday, June 11, 2017

Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari, Provinsi Jambi


Sungai terpanjang di pulau Sumatera adalah Sungai Batanghari, sungai ini juga merupakan sungai terpanjang ke empat di Indonesia, dengan panjang kurang lebih 800 km dan lebar sungai antara 200-600 meter. Sungai Batanghari berasal dari kata "Batang" yang artinya Sungai dan "Hari", sehingga penyebutannya menjadi Sungai Hari. Namun, kebiasaan masyarakat lokal menyebut Sungai Hari tersebut dengan sebutan "Sungai Batanghari" dan berlaku sampai saat ini.

Berikut adalah penjelasan ilmiah mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS) dan geologi di pada Sungai Batanghari, Jambi.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari secara geografis terletak pada posisi 0˚43’ - 0˚46’ Lintang Selatan dan 100˚45’ - 104˚25’ Bujur Timir. Secara topografis DAS Batanghari dibatasi oleh Bukit Barisan di sebelah barat dengan puncak Gunung Kerinci, Gunung Tujuh, Gunung Pantai Cermin, Gunung Mesjid, Gunung Terasik, Gunung Raja, dan Gunung Kunyit. Sedang di sebelah selatan berbatasan dengan puncak puncak gunung dari Gunung Tengah Leras, Gunung Pandan Bongsu, dan Gunung Kayu Aro. Selanjutnya di sebelah utara berbatasan dengan puncak-puncak gunung dari Gunung Tigajerai dan Gunung Rinting, dan sebelah timur berbatasan dengan Selat Berhala (Departemen Kehutanan 1993).

Sedangkan secara administratif, DAS Batanghari berbatasan dengan Provinsi Riau di bagian utara, pada bagian barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu, sedang di bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan, sementara di bagian timur berbatasan dengan Selat Berhala.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup luas areal tangkapan (catchment area) ± 4,5 juta Ha (Departemen Kehutanan, 2002), dan meliputi sebagian besar wilayah Provinsi Jambi dan sebagian Provinsi Sumatera Barat. Panjang Sungai Batanghari ± 775 Km berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan bermuara di Selat Berhala.

Sungai-sungai besar yang merupakan anak Sungai Batanghari adalah Batang Asai, Batang Tembesi, Batang Merangin, Batang Tabir, Batang Tebo, Batang Bungo, dan Batang Suliti. DAS Batanghari mencakup 4 provinsi. Sebagian besar (76%) wilayah DAS Batanghari adalah bagian dari Provinsi Jambi, yang meliputi 8 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kota Jambi; Kabupaten Kerinci; Kabupaten Merangin; Kabupaten Sarolangun; Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi; Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tebo, dan Kabupaten Bungo. Sebesar 19 % wilayah DAS Batanghari merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Barat , meliputi Kabupaten Solok, Solok Selatan, Sawahlunto/Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya. Sebagian kecil (4%) termasuk wilayah Kabupaten Musi Rawas di Propinsi Sumatera Selatan. Dan Sisanya 1% merupakan bagian dari Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.


Iklim di DAS Batanghari bervariasi sesuai dengan kondisi geografisnya. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951), bagian barat dan punggung Bukit Barisan merupakan zona agroklimat A dengan bulan kering kurang dari 2 bulan dan bulan basah lebih dari 9 bulan. Bagian pegunungan Bukit Barisan mempunyai iklim antara superhumid (curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun, dan 140-170 hari hujan/tahun), dan hyperhumid (curah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun dan 180-220 hari hujan/tahun). Sedangkan bagian bawah Pegunungan Bukit Barisan mempunyai zona agroklimat BI yaitu sekitar Kabupaten Solok dan Kabupaten Kerinci, sedangkan daerah lembah antara Sungai Penuh-Kerinci dan sekitarnya merupakan daerah bayangan hujan memiliki zona agroklimat DI dengan bulan kering kurang dari 2 bulan dan bulan basah antara 3 – 4 bulan. Suhu udara berkisar antara 16 – 28° C dengan kelembaban udara relatif tinggi antara 77 – 92% dan konstan sepanjang tahun. Wilayah DAS Batanghari Hulu secara umum beriklim sangat basah (Af). Kondisi ini lebih disebabkan wilayah DAS Batanghari hulu berada diantara Bukit Barisan dan Gunung Kerinci dengan ketinggian sekitar 3.000 m di atas permukaan laut. Iklim sangat basah ini juga dipengaruhi oleh curah hujan dan kelembaban udara yang cukup tinggi dengan temperature udara yang relative rendah. Kondisi iklim di DAS Batanghari hulu, tengah dan hilir dapat terlihat pada tabel berikut ini.
  


TOPOGRAFI
DAS Batanghari mempunyai topografi yang bervariasi dari dataran rendah sampai pegunungan. Daerah dataran rendah umumnya berada di bagian tengah dan hilir DAS, sementara daerah pegunungan berada di daerah hulu yang juga merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Elevasi berkisar dari 200 m dpl sampai dengan > 3000 dpl. Puncak-puncak gunung yang tinggi yang terdapat di kawasan DAS Batanghari seperti Gunung Kerinci (3.805 m), Gunung Tujuh (2.604 m) Gunung Baleng (2.560 m), Gunung Ratam (2.566 m), Gunung Pantai Cermin (2.690 m), Gunung Terembung (2.577 m), dan Gunung Raya (2.543 m), (Departemen Kehutanan, 2002).

GEOLOGI
Geologi DAS Batanghari memperlihatkan variasi yang banyak, terutama di bagian hulu. Sedangkan di bagian hilir atau di sebelah timur tidak banyak variasinya.

1. Kelompok Pra-Tertier
a. Formasi Palipat (Pp)
Batuan yang menyusun formasi ini ialah lava dan tufa. Tufa terdiri dari tufa kristal mengandung fragmen andesitan, terpropilitkan mengandung tembaga dan molibden, pirit, sedangkan lavanya adalah lava andesit dan basalt.

b. Formasi Barisan (Pb)
Batuan yang menyusun formasi ini terdiri dari filit, batusabak, batutanduk dan metagreywacke. Filit terdiri muskovit, serisit, khlorit, dan kuarsa, sedikit turmalin, epidot zircon dan grafit, berikal dijalur yang terkoyak dijumpai rijang dan urat kuarsa. Sulfida mengandung emas dijumpai di Sungai Sapat dengan ketebalan lebih dari 3.500 m.

c. Formasi Barisan ( Pbl )
Batuan penyusun formasi ini adalah anggota batu gamping, yaitu batu gamping yang berupa marmer, padat, dan kristalin mengandung fosil.

2. Kelompok Tertier
a. Formasi Tuhur (Trts)
Batuan yang menyusun formasi ini adalah anggota batusabak dan serpih, yang terdiri dari batusabak dan serpih, serpih napalan sisipan rijang, radiolarit serpih terkesikkan dan sisipan greywacke.

b. Formasi Sinamar (Tos)
Batuan yang menyusun formasi ini ialah konglomerat, batupasir, batu lempung, napal, batubara dan batu gamping.

c. Formasi Ombilin (Tmo)
Batu pasir tufan, batu lempung pasiran, batu pasir kuarsa, batu pasirmglaukonitan, batu lempung napalan, sisipan batubara dan konglomerat, tebal 600m.

d. Formasi Lahat
Batuan yang menyusun formasi ini terdiri dari Tufa, batu pasir, konglomerat dan breksi.

e. Formasi Talang Akar
Susunan formasi batuan ini adalah batu pasir, batu pasir konglomeratan, konglomerat dan sisipan tipis batubara.
f. Formasi Air Benakat (Tma)
Susunan formasi batuan ini terdiri dari batu lempung sisipan batu pasir

g. Formasi Gumai (Tmg)
Batuan yang menyusun formasi ini ialah serpih, batu gamping dan lapisan tipis tufa.

h. Formasi Muaraenim
Susunan formasi batuan ini adalah batu pasir berbutir sedang, batu lempung, tufan pasiran, batu pasir sisipan lignit.

i. Batuan Vulkanik
Batuan-batuan yang menyusunnya secara berturut-turut terdiri dari lava, breksi, lahar, breksi tufa yang merupakan produk Gunug Kerinci, dan yang paling atas adalah breksi, lava, tufa dan obsidian asam sampai menengah.

3. Kelompok Kuarter
a. Formasi Kasai ( Qtk )
Tufa halus sampai kasar, fragmen pasir dan batu apung, sisipan lignin, kayu terkersikkan.

b. Aluvial
Terdiri dari endapan danau dan sungai yang tersusun oleh bongkah, kerakal kerikil, pasir dan lempung dengan sisa tumbuhan.

4. Kelompok batuan beku
Batuan beku yang mengintrusi di daerah ini terdiri dari batuan granit granodiorit, diorit, dasit, andesit, diabas dan basal.

Struktur Geologi
Kondisi geologi daerah hulu DAS Batanghari didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan yang bersifat vulkan kuarter. Bahan-bahan vulkanik ini kaya dengan plagioklas dan umumnya bersifat masam. Wilayah ini terdiri atas beberapa grup fisiografi, yaitu grup Aluvial, perbukitan, pegunungan dan plato, dataran, Volkan, dataran tuf masam, Marin, Karst, Kubah Gambut, dan Teras Marin. Selanjutnya untuk daerah hilir didominasi oleh geologi bahan endapan organosol. Struktur yang berkembang di daerah ini ialah struktur sesar atau patahan dan struktur antiklin dan sinklin. Struktur sesar umumnya berarah barat lauttenggara. 

Sesar utama yang melalui daerah ini ialah Sesar Sumatera yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera. Sesar ini bisa dilihat mulai dari selatan yaitu sebelah barat Jangkat, kearah utara melalui tepi barat dan timur danau Kerinci, lereng barat Gunung Kerinci, Danau Dibawah terus ke arah utara. Struktur sinklin dan antiklin banyak ditemukan di bagian tengah dan hilir DAS Batanghari. Struktur ini dicerminkan oleh perbukitan yang bergelombang yang memanjang dengan arah barat laut tenggara.

No comments:

Post a Comment

Adbox