Breaking

Friday, June 16, 2017

Deskripsi, Klasifikasi, Morfologi, dan Habitat Ikan Belanak (Liza subviridis) - Greenback Mullet


Ikan belanak L. subviridis yang biasa dikenal dengan nama Greenback mullet, dicirikan dengan tubuh bagian atas berwarna putih kehijauan dan cenderung abu-abu, sisi samping perutnya berwarna putih keperakan dengan sirip dada yang relatif pendek dan sirip ekornya berbentuk huruf 'V' besar, kepala bagian atas agak rata, bibir tipis serta lembut (Gambar 2).

Ikan Belanak (Liza subviridis) 
Kingdom Animalia 
Filum Chordata 
Class Actinopterygii 
Order Mugiliformes 
Family Mugilidae 
Genus Liza 
Spesies subviridis (Valenciennes 1836). 

 Ikan belanak, L. subviridis dari famili mugilidae penyebarannya luas dan mampu bertoleransi pada kondisi yang ekstrim terhadap salinitas, suhu dan juga dapat menyesuaikan terhadap keadaan makanan di berbagi macam habitat, tersebar di estuari dan perairan pantai tropik dan subtropik. Famili ini diperkirakan mempunyai 64 spesies (Tomson 1964, diacu dalam Effendie 1984). Di Indonesia terdapat 21 spesies (Weber dan de Beaufort 1922, diacu dalam Effendie 1984).
Ikan belanak adalah sejenis ikan yang banyak dijumpai di perairan laut tropik dan subtropik yang bentuknya hampir menyerupai bandeng. Secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur (Kriswantoro dan Sunyoto 1986). Ciri lain dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali. 

Ikan belanak secara ekologis sangat penting dalam rantai makanan yang berperan dalam transfer energi dalam kehidupan di perairan estuari. Ikan belanak setiap hari mengkonsumsi sisa tanaman yang mati, detritus, sedimen berpasir, memakan epifit dan epifauna dari padang lamun juga mencernakan buih permukaan berisi microalgae. Jumlah kandungan pasir dan detritus dalam isi perut meningkat dengan meningkatnya ukuran panjang tubuhnya, menunjukkan lebih banyak makanan dicernakkan dari dasar substrat ketika ikan menjadi dewasa. 

Carl Linnaeus, seorang naturalis berkebangsaan Swedia, mula-mula menggambarkan ikan belanak (mullet) yang berbelang sebagai Mugil cephalus dalam tahun 1758. Disebut Mugil berasal dari bahasa Latin "mugil" artinya seekor ikan, mungkin ikan mullet. Beberapa nama sinonim yang mengacu pada Liza subviridis antara lain : Chelon subviridis, Ceramensis liza, Liza ceramensis, Liza dussumieri, Liza melinopterus, Liza parmatus, Liza parsia, Mugil alcocki, Mugil dussumieri, Mugil javanicus, Mugil jerdoni, Mugil melinopterus, Mugil stevensi, Mugil subviridis, Mugil sundanensis, Mugil tadopsis. 

Beberapa nama yang umum digunakan dalam bahasa Inggeris yaitu striped mullet, black mullet, black true mullet, bright mullet, bully mullet, callifaver mullet, common grey mullet, common mullet, flathead grey mullet, flathead mullet, gray mullet, haarder, hardgut mullet, mangrove mullet, mullet, river mullet, sea mullet, dan springer.

Habitat dan daerah sebaran 
Ikan Belanak adalah jenis ikan yang hidup di perairan pantai, sering kali masuk di perairan laguna, muara-muara dan air tawar. Sifatnya yang selalu hidup bergerombol di perairan pantai yang dangkal untuk mencari makan. Makanannya berupa mikro alga, zooplankton dan material detritus. Ikan belanak juga memakan pasir dan lumpur. Djajadiredja dan Purnomo (1974), diacu dalam Effendie (1984) mengemukakan bahwa jenis mugilidae yang dominan dijumpai di perairan Indonesia adalah L. subviridis. Ikan belanak jenis ini juga banyak dijumpai di perairan Thailan, Filipina dan Malaysia (Chan 1976). 

Ikan belanak dewasa dan muda (panjang dari 4 cm-7 cm) memiliki toleransi pada kadar garam cukup lebar/luas (0 ppt -35 ppt). Setelah besar akan membentuk gerombol/kelompok besar pada daerah permukaan pantai berlumpur, berpasir dan perairan yang berhutan mangrove. Ikan belanak dalam kelompok yang besar akan beruaya ke lepas pantai untuk bertelur. Larvanya akan bergerak ke perairan pantai dangkal dan bervegetasi yang kaya akan makanan serta menghindari predator. Ikan belanak seringkali melompat ke permukaan air diduga karena menghindar dari pemangsa, namun kemungkinan lainnya adalah karena ikan ini waktunya lebih banyak dihabiskan pada daerah dengan kelarutan oksigen yang rendah. 

Ikan belanak tersebar di perairan tropik dan subtropik (FAO 1974, diacu dalam Adrim et al. 1988), ditemukan di air payau dan kadang-kadang di air tawar. Tersebar di Indo-Pasifik dari Laut Merah sampai Samoa, ke utara menuju Jepang. Di kawasan Pasifik ikan belanak ditemukan di Fiji, Samoa, New Caledonia dan Australia. Di Asia, banyak ditemukan di Indonesia, India, Philipina, Thailan, Malaysia dan Srilangka.

Sumber:
  1. Effendie MI. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
  2. Effendie MI. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
  3. Effendie MI. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta
  4. Kriswantoro M, Sunyoto YA. 1986. Mengenal ikan laut. Penerbit BP. Karya Bani, Jakarta.
  5. Chan EH. 1976. Some aspects to the biology and fishery on the gray Mullet Liza Subviridis (Valenciennes, 1836) [tesis]. Univ. Sains Malaysia.
  6. Chan EH, Chua TE. 1979. the food and feeding habits of greenback grey mullet, Liza subviridis (Valenciennes), from different habitats and at various stages of growth. Journal of Fish Biology. 15( 2):165–171.


No comments:

Post a Comment

Adbox