pic: inhabitat.com |
Kemudian, pemerintah
Thailand mengaku telah membuat strategi 20 tahun, termasuk mengembangkan
insentif keuangan agar masyarakat tidak membuang sampah plastik ke laut serta
mendorong desain kemasan dan pengganti plastik yang ramah lingkungan.
Adapun
pemerintah Filipina menyatakan tengah merancang peraturan-peraturan baru yang
mencegah pembuangan sampah plastik ke laut.
Berdasarkan
sejumlah penelitian, negara-negara ini yang paling bertanggung jawab atas
sebagian besar polusi plastik di laut.
Helmholtz
Centre di Leipzig, Jerman, misalnya, memperkirakan bahwa 75% dari pencemaran
laut yang dihasilkan di darat berasal dari 10 sungai, khususnya di Asia.
Menurut mereka, mengurangi jumlah plastic di sungai-sungai ini hanya sebesar
50% akan mengurangai pencemaran plastik global sebanyak 37%.
Perubahan
sikap
Sebagian janji
tersebut belum dirumuskan dan para pegiat lingkungan berkata janji-janji yang
diajukan tidak cukup terperinci untuk mengatasi masalah.
Namun para pejabat
PBB memuji ikrar dari negara-negara Asia tersebut.
Eric Solheim, direktur
lingkungan PBB berkata: "Ada tanda-tanda cukup menggembirakan, mengingat
negara-negara menanggapi permasalahan laut lebih serius. Tentu saja, perjalanan
akan sangat panjang karena permasalahannya sangat besar."
Diduga ada
5-13 juta ton plastik mengalir ke laut setiap tahun. Akibatnya, banyak potongan
plastik yang dimakan oleh burung-burung, ikan, dan organisme-organisme di dasar
laut.
Sebuah hasil
penelitian memperlihatkan sebagian besar plastik yang ditemukan di laut berasal
dari tempat yang jauh dari laut - khususnya di negara-negara yang mengembangkan
ekonomi konsumsi lebih cepat dibandingkan dari kemampuan mereka mengolah
sampah.
Dalam kajian Universitas Georgia, yang telah diterbitkan Science Magazine, para peneliti telah membuat daftar
negara-negara yang punya andil atas sampah plastik di lautan. Sebanyak 20
negara teratas dalam daftar bertanggung jawab atas 83% dari semua sampah yang
berujung di lautan.
Cina, yang
menghasilkan lebih dari satu juta ton sampah di laut, bertengger pada posisi
puncak daftar tersebut.
Tom Dillon dari Pew
Charitable Trusts, yang berkampanye mengenai laut, mendorong Cina untuk
bergerak dengan cepat.
"Selama
ribuan tahun, Jalur Sutera Maritim adalah jalan untuk Cina mengekspor budaya
dan pengaruh. Akankah lautan menjadi kendaraan untuk Cina mengekspor
pencemaran, atau budaya baru atas konserbasi dan keberlanjutan?"
Sebuah laporan
ke konferensi PBB dari pemerintah Thailand berkata kebanyakan potongan plastik
di laut berasal dari darat, disebabkan oleh pengolahan sampah yang tidak
efisien dan penanganan yang buruk akan sampah plastik.
Di Thailand,
jumlah sampah yang berakhir di laut diperkirakan mencapai 2,83 juta ton pada
2016 - 12% diantaranya adalah plastik.
Bagian dari
tantangan itu adalah menemukan pengganti plastik. Sebuah penghargaan
internaisonal untuk material dan desain yang lebih cerdas untuk kemasan
diluncurkan baru-baru ini oleh Ellen MacArthur Foundation.
Sumber: BBCIndonesia
No comments:
Post a Comment