Apa Itu Antioksidan?
Penjelasan umum Antioksidan adalah
senyawa yang mampu menunda dan memperlambat/menghambat reaksi oksidasi sehingga
menghindarkan sel sel dari radikal bebas. Lantas bagaimana pengertian
Antioksidan secara ilmiah? Berikut penjelasannya guys.
Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau
reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi
berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan
juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat
radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel akan
dihambat (Winarsih 2007).
Antioksidan mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan
elektronnya secara cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama
sekali dan dapat memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas (Kumalaningsih
2006). Senyawa antioksidan dapat berfungsi sebagai penangkap radikal bebas,
pembentuk kompleks logam-logam prooksidan dan berfungsi sebagai senyawa
pereduksi. Antioksidan dapat menangkap radikal bebas sehingga menghambat
mekanisme oksidatif yang merupakan penyebab penyakit-penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung, kanker, katarak, disfungsi otak, dan artritis (Sofia
2008).
Antioksidan dibagi dalam dua kelompok berdasarkan
sumbernya, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil
sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan
alami). Ada beberapa antioksidan sintetik yang umum digunakan di seluruh dunia,
yaitu butylatedhydroxytoluene (BHT), butylatedhydroxyanysole (BHA),
propilgalat, tert-butyl hydroxy quinon (TBHQ), propylgallate (PG),
nordihidroquairetic acid (NDGA) dan α- tokoferol. Butylatedhydroxytoluene
dan butylatedhydroxyanysole merupakan antioksidan sintetik yang
paling banyak digunakan, namun antioksidan tersebut bersifat karsinogen
terhadap sistem reproduksi, dapat menyebabkan pembengkakan organ hati, mempengaruhi
aktifitas enzim dalam hati dan metabolisme bahkan dalam jangka waktu lama tidak
terjamin keamannnya (Hernani dan Rahardjo 2005).
Antioksidan alami dalam makanan dapat berasal dari
senyawa antioksidan yang telah ada dari satu atau dua komponen makanan, senyawa
antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan dan
senyawa antioksidan alami yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke
dalam makanan sebagai tambahan pangan. Senyawa-senyawa yang umumnya terkandung
dalam antioksidan alami adalah fenol, polifenol, dan yang paling umum adalah
flavonoid (flavonol, isoflavon, flavon, katekin, flavonon), turunan asam
sinamat, tokoferol, dan asam organik polifungsi. Saat ini tokoferol sudah
diproduksi secara sintetik untuk tujuan komersil (Pratt dan Hudson 1990). Tubuh
manusia secara alami memiliki sistem antioksidan untuk menangkal reaktivitas
radikal bebas secara berkelanjutan. Apabila jumlah radikal bebas dalam tubuh
berlebih maka dibutuhkan antioksidan tambahan yang diperoleh dari asupan bahan
makanan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid, dan karotin (Erguder et al.
2007).
Beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan
konsumsi antioksidan fenolik alami yang terdapat dalam buah, sayur mayur, dan
tanaman serta produk-produknya mempunyai manfaat besar terhadap kesehatan yakni
dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan
karena adanya kandungan beberapa vitamin (A, C, E, dan folat), serat, dan kandungan
kimia lain seperti polifenol yang mampu menangkap radikal bebas. Berbagai
sumber nutrisi yang mengandung antioksidan diantaraya adalah semua biji-bijian,
buah-buahan, sayuran, hati, tiram, unggas, kerang, ikan, susu, dan daging
(Sofia 2008).
Mekanisme Antioksidan
Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal bebas
segera setelah senyawa tersebut terbentuk. Mekanisme antioksidan dalam
menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas
dari lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan oleh empat macam mekanisme
reaksi, yaitu pelepasan hidrogen dari antioksidan, pelepasan elektron
dari antioksidan, penambahan lemak ke dalam cincin aromatik pada
antioksidan, dan pembentukan senyawa kompleks antara lemak dan cincin
aromatik dari antioksidan (Ketaren 1986).
Antioksidan dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan fungsi
dan mekanismenya, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder, dan
antioksidan tersier. Antioksidan primer (antioksidan pemecah rantai), yaitu
antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal lipid lalu mengubahnya ke bentuk
yang stabil. Antioksidan dapat dikatakan sebagai antioksidan primer jika dapat
mendonorkan atom hidrogennya secara cepat ke radikal lipida (RO*) dan turunan
antioksidan disebut (A*) lebih stabil dibanding antioksidan lipid, atau
mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil. Antioksidan primer yang sangat
terkenal adalah enzim superoksida dismutase (SOD) dan glutation peroksidase
(GPx). Enzim ini dapat melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan
radikal bebas. Antioksidan sekunder (antioksidan pencegah) didefinisikan
sebagai suatu senyawa yang dapat memperlambat laju reaksi autooksidasi lipid.
Antioksidan ini bekerja dengan berbagai mekanisme, seperti mengikat ion metal,
menangkap oksigen, memecah hidroperoksida ke bentuk-bentuk non radikal,
menyerap radiasi UV atau mendeaktifkan singlet oksigen. Contoh yang populer
dari antioksidan sekunder ini adalah vitamin E, vitamin C, dan betakaroten. Antioksidan
tersier, merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak
karena serangan radikal bebas. Biasanya yang termasuk golongan ini adalah enzim
metionin sulfoksidan reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim
tersebut bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker (Kumalaningsih
2006).
Pustaka:
Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. H,penerjemah. Bandung : ITB. Terjemahan dari : Organic chemistry, third edition.
Sofia D. 2008. Antioksidan dan radikal bebas. http:/www.chem-is-try.org [12 Mei 2010].
Hernani, Raharjo M. 2005. Tanaman berkhasiat Antioksidan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus
Pratt DE, Hudson BJF. 1990. Natural antioxidant not exploited comercially. BJF Hudson, editor. Food Antioxidant. London: Elvisier Applied Science.
Erguder BI, Avci A, Devrim E, Durak I. 2007. Effects of cooking techniques on antioxidant enzyme activities of some fruits and vegetables. Turk J Med Sci 37.(3):151-156.
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
No comments:
Post a Comment