Breaking

Tuesday, June 13, 2017

Pengertian dan Mekanisme Antioksidan | Penjelasan Ilmiah


Apa Itu Antioksidan?
Penjelasan umum Antioksidan adalah senyawa yang mampu menunda dan memperlambat/menghambat reaksi oksidasi sehingga menghindarkan sel sel dari radikal bebas. Lantas bagaimana pengertian Antioksidan secara ilmiah? Berikut penjelasannya guys.

Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel akan dihambat (Winarsih 2007).

Antioksidan mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya secara cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas (Kumalaningsih 2006). Senyawa antioksidan dapat berfungsi sebagai penangkap radikal bebas, pembentuk kompleks logam-logam prooksidan dan berfungsi sebagai senyawa pereduksi. Antioksidan dapat menangkap radikal bebas sehingga menghambat mekanisme oksidatif yang merupakan penyebab penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, katarak, disfungsi otak, dan artritis (Sofia 2008).



Antioksidan dibagi dalam dua kelompok berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Ada beberapa antioksidan sintetik yang umum digunakan di seluruh dunia, yaitu butylatedhydroxytoluene (BHT), butylatedhydroxyanysole (BHA), propilgalat, tert-butyl hydroxy quinon (TBHQ), propylgallate (PG), nordihidroquairetic acid (NDGA) dan α- tokoferol. Butylatedhydroxytoluene dan butylatedhydroxyanysole merupakan antioksidan sintetik yang paling banyak digunakan, namun antioksidan tersebut bersifat karsinogen terhadap sistem reproduksi, dapat menyebabkan pembengkakan organ hati, mempengaruhi aktifitas enzim dalam hati dan metabolisme bahkan dalam jangka waktu lama tidak terjamin keamannnya (Hernani dan Rahardjo 2005).

Antioksidan alami dalam makanan dapat berasal dari senyawa antioksidan yang telah ada dari satu atau dua komponen makanan, senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan dan senyawa antioksidan alami yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke dalam makanan sebagai tambahan pangan. Senyawa-senyawa yang umumnya terkandung dalam antioksidan alami adalah fenol, polifenol, dan yang paling umum adalah flavonoid (flavonol, isoflavon, flavon, katekin, flavonon), turunan asam sinamat, tokoferol, dan asam organik polifungsi. Saat ini tokoferol sudah diproduksi secara sintetik untuk tujuan komersil (Pratt dan Hudson 1990). Tubuh manusia secara alami memiliki sistem antioksidan untuk menangkal reaktivitas radikal bebas secara berkelanjutan. Apabila jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebih maka dibutuhkan antioksidan tambahan yang diperoleh dari asupan bahan makanan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid, dan karotin (Erguder et al. 2007).

Beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi antioksidan fenolik alami yang terdapat dalam buah, sayur mayur, dan tanaman serta produk-produknya mempunyai manfaat besar terhadap kesehatan yakni dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan beberapa vitamin (A, C, E, dan folat), serat, dan kandungan kimia lain seperti polifenol yang mampu menangkap radikal bebas. Berbagai sumber nutrisi yang mengandung antioksidan diantaraya adalah semua biji-bijian, buah-buahan, sayuran, hati, tiram, unggas, kerang, ikan, susu, dan daging (Sofia 2008).

Mekanisme Antioksidan
Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal bebas segera setelah senyawa tersebut terbentuk. Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan oleh empat macam mekanisme reaksi, yaitu pelepasan hidrogen dari antioksidan, pelepasan elektron dari antioksidan, penambahan lemak ke dalam cincin aromatik pada antioksidan, dan pembentukan senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik dari antioksidan (Ketaren 1986).


Antioksidan dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan fungsi dan mekanismenya, yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder, dan antioksidan tersier. Antioksidan primer (antioksidan pemecah rantai), yaitu antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal lipid lalu mengubahnya ke bentuk yang stabil. Antioksidan dapat dikatakan sebagai antioksidan primer jika dapat mendonorkan atom hidrogennya secara cepat ke radikal lipida (RO*) dan turunan antioksidan disebut (A*) lebih stabil dibanding antioksidan lipid, atau mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil. Antioksidan primer yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismutase (SOD) dan glutation peroksidase (GPx). Enzim ini dapat melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan radikal bebas. Antioksidan sekunder (antioksidan pencegah) didefinisikan sebagai suatu senyawa yang dapat memperlambat laju reaksi autooksidasi lipid. Antioksidan ini bekerja dengan berbagai mekanisme, seperti mengikat ion metal, menangkap oksigen, memecah hidroperoksida ke bentuk-bentuk non radikal, menyerap radiasi UV atau mendeaktifkan singlet oksigen. Contoh yang populer dari antioksidan sekunder ini adalah vitamin E, vitamin C, dan betakaroten. Antioksidan tersier, merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas. Biasanya yang termasuk golongan ini adalah enzim metionin sulfoksidan reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker (Kumalaningsih 2006).

Pustaka:
Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius. H,penerjemah. Bandung : ITB. Terjemahan dari : Organic chemistry, third edition.
Sofia D. 2008. Antioksidan dan radikal bebas. http:/www.chem-is-try.org [12 Mei 2010].
Hernani, Raharjo M. 2005. Tanaman berkhasiat Antioksidan. Jakarta : Penebar Swadaya. 
Kumalaningsih S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus 
Pratt DE, Hudson BJF. 1990. Natural antioxidant not exploited comercially. BJF Hudson, editor. Food Antioxidant. London: Elvisier Applied Science.
Erguder BI, Avci A, Devrim E, Durak I. 2007. Effects of cooking techniques on antioxidant enzyme activities of some fruits and vegetables. Turk J Med Sci 37.(3):151-156.
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.

No comments:

Post a Comment

Adbox