otonomi.co.id |
Kelompok
pembudidaya ikan di Jawa Tengah meraup untung hingga Rp 500 juta per bulan.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Harapan
Makmur, Agus Subagyo menuturkan, kelompoknya mengandalkan benih gurami dan lele
untuk dibesarkan. Di samping itu masih ada ikan air tawar lain seperti tawes,
melem, nila dan ikan mas atau kalper.
"Benih ini disuplai dari anggota kelompok dan plasma kita
yang ada di beberapa desa lain," tuturnya, Senin (8/5).
Agus menjelaskan, saat ini jumlah anggota kelompok berjumlah 60 orang. Selain itu, Harapan Makmur juga memiliki kelompok dampingan (plasma) sebanyak sembilan kelompok tani ikan. Kelompok ini berkonsentrasi pada penyediaan benih, terutama gurami dan lele.
Agus menjelaskan, saat ini jumlah anggota kelompok berjumlah 60 orang. Selain itu, Harapan Makmur juga memiliki kelompok dampingan (plasma) sebanyak sembilan kelompok tani ikan. Kelompok ini berkonsentrasi pada penyediaan benih, terutama gurami dan lele.
Dia tidak menyangka, saat ini kelompoknya meraup omzet bulanan
mencapai Rp 200 juta hanya dari budidaya benih. Itu belum termasuk dengan usaha
pembesaran yang untungnya bisa mencapai Rp 400 hingga Rp 500 juta per bulan.
Menurut Agus, selain berkonsentrasi pada budidaya benih,
Pokdakan Harapan Makmur juga memproduksi ikan konsumsi, seperti lele, nila,
kalper, tawes dan gurami. Lantaran usaha yang makin berkembang ini Pokdakan
Harapan Makmur diganjar prestasi Pokdakan Terbaik Nasional oleh Kementerian
Kelautan Perikanan Republik Indonesia, tahun 2016 lalu. Kelompoknya dipilih
lantaran memiliki nilai tambah dalam bidang sosial dan kelestarian lingkungan.
"Karena keberhasilan ini secara berkala kelompok kami
memberikan juga bantuan sosial kepada masyarakat. Antara lain bantuan kepada
yatim piatu, orang tua jompo, hingga bedah rumah," kata dia.
Kelompok ini juga memiliki unit Kelompok Pengawas Masyarakat
(Pokwasmas) yang khusus menjaga dan mengawasi lingkungan sekitar dari bahaya
pencemaran dan penangkapan ikan yang tidak aman. Secara berkala, kelompok ini
juga melakukan tebar benih ke sungai-sungai sekitar desa. Benih ini berasal
dari sumbangan anggota kelompok.
Tak ketinggalan, kelompok ini juga secara rutin melakukan bakti
sosial berupa pembagian santunan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin. Agus
menyebutnya sebagai semacam tanggungjawab sosial kepada masyarakat (CSR)
seperti yang bisa diberikan oleh perusahaan besar kepada masyarakat.
"Ada
nilai sosialnya, yaitu memberikan bantuan kepada yatim piatu dan sebagainya,
semacam CSR. Kemudian kami memiliki Pokwasmas (Kelompok engawas Masyarakat),
untuk mengawasi sungai-sungai itu agar lestari, terus melakukan penebaran benih
ikan," jelasnya.
Sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment