Cakalang sering disebut skipjack
tuna dengan nama lokal cakalang.
Taksonomi ikan cakalang menurut
Saanin (1984) adalah :
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Scombroidea
Famili : Scombridae
Genus : Katsuwonus
Species : Katsuwonus pelamis.
Ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis) Cakalang termasuk jenis ikan tuna dalam famili Scombridae, species
Katsuwonus pelamis. Collete (1983) menjelaskan ciri-ciri morfologi
cakalang yaitu tubuh berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat, tapis
insang (gill rakes) berjumlah 53-63 pada helai pertama. Mempunyai dua
sirip punggung yang terpisah. Pada sirip punggung yang pertama terdapat 14-16
jari-jari keras, jari-jari lemah pada sirip punggung kedua diikuti oleh 7-9 finlet.
Sirip dada pendek, terdapat dua flops diantara sirip perut. Sirip
anal diikuti dengan 7-8 finlet. Badan tidak bersisik kecuali pada barut
badan (corselets) dan lateral line terdapat titik- titik kecil.
Bagian punggung berwarna biru kehitaman (gelap) disisi bawah dan 6 perut
keperakan, dengan 4-6 buah garis-garis berwarna hitam yang memanjang pada
bagian samping badan. Cakalang termasuk ikan perenang cepat dan mempunyai sifat
makan yang rakus. Ikan jenis ini sering bergerombol yang hampir bersamaan
melakukan ruaya disekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus. Ikan
ini biasa bergerombol diperairan pelagis hingga kedalaman 200 m dan mencari
makan berdasarkan penglihatan sehingga rakus terhadap mangsanya.
Distribusi
ikan Cakalang ditentukan oleh faktor internal maupun faktor eksternal dari
lingkungan perairan. Faktor internal meliputi jenis (genetis), umur dan ukuran,
serta tingkah laku (behaviour). Perbedaan genetis ini menyebabkan
perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis dan daya adaptasi terhadap
lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, diantaranya adalah
parameter oseonografi seperti suhu, salinitas, kedalaman, arus. Distribusi ikan
Cakalang meliputi laut Maluku, laut Banda, laut Seram dan laut Sulawesi.
Perairan tersebut termasuk daerah migrasi kelompok ikan di Samudera pasifik bagian
selatan. Lokasi penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di
tentukan oleh musim yang berbeda untuk setiap perairan. Penangkapan ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis) secara umum dapat dilakukan sepanjang
tahun. Hasil yang diperoleh berbeda dari musim ke musim dan bervariasi menurut
lokasi penangkapan. Musim hasil lebih banyak dari biasanya disebut musim puncak
dan musim hasil penangkapan sedikit disebut musim paceklik (Nikijuluw. 2002).
Populasi
ikan cakalang yang dijumpai di Perairan KTI sebagian besar berasal dari
Samudera Pasifik dan memasuki perairan tersebut mengikuti arus. Namun, sebagian
ikan cakalang terutama yang terdapat di berbagai daerah kepulauan KTI
kemungkinan adalah “stok lokal” yaitu hasil pemijahan di perairan Indonesia.
Penyebaran geografis dan kelimpahan ikan cakalang dipengaruhi oleh ketersedian
makanan sesuai yang diinginkan dalam jumlah dan waktu yang tepat. Bahkan ikan
cakalang melakukan migrasi untuk mencari daerah baru yang kaya akan sumber
makanan. Ikan cakalang mempunyai kebiasaan makan secara aktif pada pagi hari,
kurang aktif pada siang hari, mulai aktif lagi pada sore hari, dan hampir tidak
makan sama sekali pada malam hari.
Sumber: MUNIRAH TULI-IPB
No comments:
Post a Comment