Breaking

Sunday, June 4, 2017

Klasifikasi dan Morfologi Ikan baronang/Ikan Samadar/Ikan Muriat (Siganus canaliculatus)


Ikan baronang dapat dikenal dengan mudah karena bentuknya yang khas, yaitu kepalanya berbentuk seperti kelinci, sehingga ikan ini disebut juga rabbitfish (Woodland 1990). Ikan baronang berukuran kecil sampai sedang, mendiami perairan panas Indo Pasifik (Munro 1967 dalam Merta 1980). Jari-jari sirip pada sirip punggung, anal dan perut mempunyai kelenjar-kelenjar racun. Ikan baronang termasuk famili Siganidae dengan tanda-tanda khusus diantaranya, bentuk tubuh oval sampai lonjong, pipih, tinggi sampai ramping. Dilindungi oleh sisik-sisik lingkaran yang berukuran kecil dan memanjang, mulut kecil posisinya terminal. Rahang dilengkapi dengan deret gigi-gigi yang ramping, gigi seperti mata gunting pemotong. Punggungnya dilengkapi sebuah duri tajam mengarah kedepan antara neural pertama dan biasanya tertanam dibawah kulit. Duri-duri dilengkapi kelenjar atau racun pada ujungnya. Sirip punggung dengan 13 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah. Sirip dubur dengan 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari lemah. Sirip dada dengan 1 jari-jari keras di masing-masing sisi serta 3 jari lemah (Allen 1997).

Klasifikasi ikan baronang menurut Kuiter (1992) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : S. canaliculatus (Park, 1797)
Nama Lokal : Samadar, Muriat
  
Jenis Siganus guttatus mempunyai tubuh berwarna abu-abu kebiruan dengan bagian berwarna keperakan dengan beberapa bintik sebesar bola mata berwarna orange. Bercak besar berwarna kuning terdapat di bawah sirip punggung, sirip ekor, bagian punggung yang lunak dan sirip dubur memiliki deretan berwarna gelap. Lebar badan baronang jenis S. guttatus sekitar 1,8 – 2,3 lebih pendek dari panjang standar. Diantara jenis baronang, baronang Siganus guttatus tergolong yang berukuran besar, yaitu lebih dari 1 kg, paling cepat pertumbuhannya dibanding jenis lain (Woodland 1990).

Menurut Woodland (1990), bentuk morfologi Siganus canaliculatus adalah sebagai berikut: (a) bentuk badan pipih, ramping, bentuk kepala sedikit cekung dibagian atas mata. Lubang hidung depan dengan sebuah lipatan kecil berwarna gelap, (b) sisiknya kecil-kecil dan tipis, (c) punggung berwarna sedikit coklat atau kehijau-hijauan. Bagian perutnya berwarna keperakan. Tanda-tanda gelap keabu-abuan (dapat berupa bintik atau garis terdapat pada sirip punggung, dubur dan ekor, (d) dapat mencapai panjang maksimum kurang lebih 25 cm.

Baronang juga mampu berubah warna dengan cepat untuk menghindar dari bahaya. Warna baronang juga dapat berubah karena pengaruh kondisi lingkungan. Ikan baronang yang hidup di laut mempunyai warna tubuh yang lebih cerah dibanding baronang yang hidup di tambak (Merta 1980).

Distribusi Ikan Baronang
Gundermann et al. (1983) menyatakan bahwa ikan famili Siganidae menempati sebaran habitat yang luas pada daerah pesisir tropis sampai subtropis di Samudera Hindia dan Pasifik Barat. Pada umumnya ikan baronang hidup terutama di sekitar ekosistem terumbu karang, ekosistem yang banyak ditumbuhi lamun dan rumput laut. Kadang-kadang didapatkan juga di daerah hutan bakau, bahkan di pelabuhan yang pada umumnya telah tercemar (Ranoemihardjo 1985 dalam Marasabessy 1991). Beberapa jenis baronang yaitu S. guttatus dan S. vermiculatus dapat hidup masuk ke perairan sungai dan danau (Setyono dan Susetiono 1990).

Ikan baronang sensitif terhadap perubahan lingkungan yang drastis terutama suhu dan salinitas serta kadar oksigen yang rendah. Ikan baronang juga sangat peka terhadap gerakan di sekitarnya. Baronang bersifat fototaksis positif, tertarik pada sinar atau cahaya.

Daya toleransi S. canaliculatus terhadap perubahan salinitas 5‰ dengan kisaran temperatur 25-34 0C. Ikan S. canaliculatus sangat sensitif terhadap kandungan oksigen terlarut di bawah 2 ppm, dan pH diatas 9 (Lam 1974). Umumnya Siganidae hidup di kedalaman air kurang dari 15 meter dan diperkirakan ada 19 jenis ikan baronang yang hidup di perairan Indonesia atau sekitar 70,4% dari total jenis spesies ikan baronang yang ada di dunia (Woodland 1990).

Kebiasaan Makanan
Berdasarkan berbagai macam makanan yang dimakan, secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivor, karnivora, predator, pemakan plankton, pemakan detritus dan lain sebagainya, tetapi kenyataan dilapangan menunjukkan adanya ikan yang memakan semua jenis makanan yang terdapat di lingkungan ikan baronang berada (Mujiman 1984).

Lam (1974) menyatakan bahwa Siganidae merupakan ikan herbivor. Ikan baronang sesuai dengan morfologis dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulut yang berukuran kecil, dinding lambung agak tebal, usus halus panjang dan mempunyai permukaan yang luas, sehingga ikan ini termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Apabila dibudidayakan, ikan baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan (Marasabessy 1991). Pada umumnya ikan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap makanan dan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia (Azis 1989).


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diluar negeri maupun di Indonesia, makanan ikan baronang antara lain lamun (seagrass) dari jenis Enhalus dan Halophilla (Martosewojo et al. 1983 dalam Munira 2010). Hal ini juga dikemukakan oleh Merta (1980) bahwa ternyata dari hasil penelitiannya di Teluk Banten, ditemukan dalam isi perut semua jenis ikan Siganus spp. terdapat fragmen lamun. Dari hasil analisa isi lambung S. spinus ditemukan 22 spesies alga dengan tingkat preferensi yang tinggi adalah Enteromorpha compressa, Murayella perichlados, Chondria repens, Cladophoropsis membranacea, Acanthopora spiciferadan Centroceras clavulatum (Bryan 1975 dalam Munira 2010). Supratomo (2000) dalam penelitian di Teluk Hurun Lampung ditemukan jenis makanan S. gutattus berupa daun lamun, Gracilaria sp., Sargassum sp. dan alga tidak teridentifikasi, sedangkan jenis S. canaliculatus yaitu Padina sp., Eucheuma sp., daun lamun dan detritus.

No comments:

Post a Comment

Adbox