Ikan baronang dapat dikenal dengan
mudah karena bentuknya yang khas, yaitu kepalanya berbentuk seperti kelinci,
sehingga ikan ini disebut juga rabbitfish (Woodland 1990). Ikan baronang
berukuran kecil sampai sedang, mendiami perairan panas Indo Pasifik (Munro 1967
dalam Merta 1980). Jari-jari sirip pada sirip punggung, anal dan perut
mempunyai kelenjar-kelenjar racun. Ikan baronang termasuk famili Siganidae
dengan tanda-tanda khusus diantaranya, bentuk tubuh oval sampai lonjong, pipih,
tinggi sampai ramping. Dilindungi oleh sisik-sisik lingkaran yang berukuran
kecil dan memanjang, mulut kecil posisinya terminal. Rahang dilengkapi dengan
deret gigi-gigi yang ramping, gigi seperti mata gunting pemotong. Punggungnya
dilengkapi sebuah duri tajam mengarah kedepan antara neural pertama dan
biasanya tertanam dibawah kulit. Duri-duri dilengkapi kelenjar atau racun pada
ujungnya. Sirip punggung dengan 13 jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah.
Sirip dubur dengan 7 jari-jari keras dan 9 jari-jari lemah. Sirip dada dengan 1
jari-jari keras di masing-masing sisi serta 3 jari lemah (Allen 1997).
Klasifikasi ikan baronang menurut Kuiter (1992) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : S. canaliculatus (Park, 1797)
Nama Lokal : Samadar, Muriat
Jenis Siganus guttatus mempunyai
tubuh berwarna abu-abu kebiruan dengan bagian berwarna keperakan dengan
beberapa bintik sebesar bola mata berwarna orange. Bercak besar berwarna kuning
terdapat di bawah sirip punggung, sirip ekor, bagian punggung yang lunak dan
sirip dubur memiliki deretan berwarna gelap. Lebar badan baronang jenis S.
guttatus sekitar 1,8 – 2,3 lebih pendek dari panjang standar. Diantara
jenis baronang, baronang Siganus guttatus tergolong yang berukuran
besar, yaitu lebih dari 1 kg, paling cepat pertumbuhannya dibanding jenis lain
(Woodland 1990).
Menurut Woodland (1990), bentuk
morfologi Siganus canaliculatus adalah sebagai berikut: (a) bentuk badan
pipih, ramping, bentuk kepala sedikit cekung dibagian atas mata. Lubang hidung
depan dengan sebuah lipatan kecil berwarna gelap, (b) sisiknya kecil-kecil dan
tipis, (c) punggung berwarna sedikit coklat atau kehijau-hijauan. Bagian
perutnya berwarna keperakan. Tanda-tanda gelap keabu-abuan (dapat berupa bintik
atau garis terdapat pada sirip punggung, dubur dan ekor, (d) dapat mencapai
panjang maksimum kurang lebih 25 cm.
Baronang juga mampu
berubah warna dengan cepat untuk menghindar dari bahaya. Warna baronang juga
dapat berubah karena pengaruh kondisi lingkungan. Ikan baronang yang hidup di
laut mempunyai warna tubuh yang lebih cerah dibanding baronang yang hidup di
tambak (Merta 1980).
Distribusi Ikan Baronang
Gundermann et al. (1983)
menyatakan bahwa ikan famili Siganidae menempati sebaran habitat yang luas pada
daerah pesisir tropis sampai subtropis di Samudera Hindia dan Pasifik Barat.
Pada umumnya ikan baronang hidup terutama di sekitar ekosistem terumbu karang,
ekosistem yang banyak ditumbuhi lamun dan rumput laut. Kadang-kadang didapatkan
juga di daerah hutan bakau, bahkan di pelabuhan yang pada umumnya telah
tercemar (Ranoemihardjo 1985 dalam Marasabessy 1991). Beberapa jenis baronang
yaitu S. guttatus dan S. vermiculatus dapat hidup masuk ke
perairan sungai dan danau (Setyono dan Susetiono 1990).
Ikan baronang sensitif terhadap
perubahan lingkungan yang drastis terutama suhu dan salinitas serta kadar
oksigen yang rendah. Ikan baronang juga sangat peka terhadap gerakan di
sekitarnya. Baronang bersifat fototaksis positif, tertarik pada sinar atau
cahaya.
Daya toleransi S. canaliculatus terhadap
perubahan salinitas 5‰ dengan kisaran temperatur 25-34 0C. Ikan S.
canaliculatus sangat sensitif terhadap kandungan oksigen terlarut di bawah
2 ppm, dan pH diatas 9 (Lam 1974). Umumnya Siganidae hidup di kedalaman air
kurang dari 15 meter dan diperkirakan ada 19 jenis ikan baronang yang hidup di
perairan Indonesia atau sekitar 70,4% dari total jenis spesies ikan baronang
yang ada di dunia (Woodland 1990).
Kebiasaan Makanan
Berdasarkan berbagai macam makanan
yang dimakan, secara garis besar ikan dapat digolongkan menjadi herbivor,
karnivora, predator, pemakan plankton, pemakan detritus dan lain sebagainya,
tetapi kenyataan dilapangan menunjukkan adanya ikan yang memakan semua jenis
makanan yang terdapat di lingkungan ikan baronang berada (Mujiman 1984).
Lam (1974) menyatakan bahwa
Siganidae merupakan ikan herbivor. Ikan baronang sesuai dengan morfologis dari
gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulut yang berukuran kecil, dinding
lambung agak tebal, usus halus panjang dan mempunyai permukaan yang luas,
sehingga ikan ini termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Apabila dibudidayakan, ikan
baronang mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan
(Marasabessy 1991). Pada umumnya ikan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi
terhadap makanan dan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia (Azis 1989).
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan diluar negeri maupun di Indonesia, makanan ikan baronang antara lain
lamun (seagrass) dari jenis Enhalus dan Halophilla (Martosewojo
et al. 1983 dalam Munira 2010). Hal ini juga dikemukakan oleh Merta
(1980) bahwa ternyata dari hasil penelitiannya di Teluk Banten, ditemukan dalam
isi perut semua jenis ikan Siganus spp. terdapat fragmen lamun. Dari
hasil analisa isi lambung S. spinus ditemukan 22 spesies alga dengan
tingkat preferensi yang tinggi adalah Enteromorpha compressa, Murayella
perichlados, Chondria repens, Cladophoropsis membranacea, Acanthopora
spiciferadan Centroceras clavulatum (Bryan 1975 dalam Munira 2010).
Supratomo (2000) dalam penelitian di Teluk Hurun Lampung ditemukan jenis
makanan S. gutattus berupa daun lamun, Gracilaria sp.,
Sargassum sp. dan alga tidak teridentifikasi, sedangkan jenis S.
canaliculatus yaitu Padina sp., Eucheuma sp., daun lamun dan
detritus.
No comments:
Post a Comment